Sabtu, 14 Maret 2020

PERKIRAAN GEMPA BUMI DI INDONESIA DALAM JANGKA WAKTU SATU TAHUN KEDEPAN [2020]




Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.

Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Indonesia memang rawan gempa dan tsunami. Bahkan, menurut United States Geological Survey (USGS), dari 20 gempa bumi terbesar di dunia sejak tahun 1900, lima di antaranya terjadi di Indonesia : Gempa bumi magnitudo 9,1 di Samudra Hindia (26 Desember 2004), gempa bumi magnitudo 8,6 di lepas pantai barat Sumatra (11 April 2012), gempa bumi magnitudo 8,6 di Nias (28 Maret 2005), gempa bumi magnitudo 8,5 di Laut Banda (1 Februari 1938), dan gempa bumi magnitudo 8,5 di Bengkulu, Sumatra Selatan (12 September 2007).
Sebenarnya apa saja yang menyebabkan daerah di Indonesia sering mengalami gempa? Berikut alasan ilmiah di Indonesia sering terjadi gempa bumi.
1Indonesia terletak di wilayah cincin api pasifik
Sering mendengar istilah ring of fire? Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Faktanya, cincin api pasifik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu daerah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi. Wilayah ini meliputi sekitar cekungan Samudra Pasifik dan memiliki bentuk seperti tapal kuda.
Panjang area yang termasuk dalam cincin api pasifik adalah 40.000 km, 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, 81 persen terjadi di daerah yang termasuk dalam cincin api Pasifik. Setidaknya, terdapat 33 wilayah di bumi yang masuk dalam cincin api Pasifik, tentu Indonesia termasuk di dalamnya.
2. Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng bumi
Indonesia terletak di pertemuan 3 lempeng bumi sekaligus, yaitu Lempeng bumi yang mengelilingi Indonesia adalah lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Pergeseran lempeng bumi dapat menyebabkan gempa terjadi. Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Tak hanya itu, bila antar lempeng bumi saling bertabrakan, maka ini akan mengakibatkan gempa bumi dan tsunami sekaligus. Misalnya, yang terjadi di Aceh pada Desember 2004 silam. Beberapa daerah di Indonesia yang rawan gempa bumi dan tsunami ialah Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Banten, Bali, Jawa Timur bagian selatan.
3. Indonesia berlokasi di Alpine Belt
Indonesia terletak pada Alpine Belt atau Sabuk Alpine. Sekitar 17 persen dari gempa bumi terbesar atau sekitar lima hingga enam persen gempa bumi yang terjadi di dunia terjadi di daerah Sabuk Alpine. Baik Cincin Api Pasifik maupun Sabuk Alpine, Indonesia termasuk dikedua jalur ini.
Wilayah yang termasuk dalam Sabuk Alpine adalah Jawa, Sumatera, Himalaya, Mediterania, dan Atlantika. Meskipun rentan terjadi letusan gunung berapi dan gempa bumi, letak Indonesia di Cincin api Pasifik dan Sabuk Alpine membuat wilayah ini memiliki tanah yang subur. Meski membuat Indonesia rawan gempa, berada di wilayah Sabuk Alpine dan cincin api Pasifik juga memberi keuntungan. Hal ini membuat tanah Indonesia subur serta kaya akan unsur mineral dan zat hara.
4. Gempa bumi dipengaruhi aktivitas gunung berapi
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh interaksi dan pergerakan lempeng. Namun, tidak sedikit pula yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Keduanya dinilai saling berkaitan. Inilah yang disebut gempa bumi vulkanik. Contohnya, seperti yang terjadi pada Gunung Soputan di Sulawesi Utara yang erupsi karena dipengaruhi gempa bumi.
Pergerakan magma di bawah gunung berapi dapat mengakibatkan gempa. Magma memberi tekanan pada sekitarnya, membuat area di sekitarnya retak dan memicu munculnya gempa kecil, ungkap laman Oregon State University. Gempa ini biasanya terlalu lemah untuk dirasakan tetapi dapat dideteksi dan direkam oleh instrumen dan alat khusus.
5. Terletak di batas konvergen lempeng Sunda dan lempeng Indo-Australia
Mengapa gempa bumi sering terjadi di pulau Sumatra? Jawabannya adalah karena pulau ini berada di batas konvergen dimana lempeng Sunda ditundukkan di bawah lempeng Indo-Australia. Lempeng ini bergerak miring pada kecepatan 60 mm per tahun dan komponen belahan di bagian kanan didorong oleh patahan-patahan di Pulau Sumatra. Misalnya, pada gempa di Provinsi Aceh, Sumatra pada 2 Juli 2013. Gempa ini disebabkan oleh lempeng Sunda yang disubduksi dengan lempeng Indo-Australia. Pergerakan lempeng-lempeng itu menyebabkan gempa di Pulau Sumatra dan sekitarnya.
6. Selain disebabkan oleh alam, gempa juga bisa dipicu oleh ulah manusia
Sebagian besar gempa memang disebabkan oleh kekuatan alam. Namun, tahukah kamu bahwa gempa juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia? Misalnya, kegiatan pertambangan dapat merusak kontur alami kerak bumi, membuatnya tidak stabil dan rentan terhadap gesekan.
Begitu pula kegiatan pengeboran minyak dan gas alam. Eksploitasi yang terjadi dalam skala besar memberi efek langsung pada ketersediaan ruang bebas di bawah lempeng bumi. Jika ruang kosong ini mengalami ketidakstabilan karena tekanan dari luar atau desakan dari dalam, tak pelak gempa akan muncul setelahnya. 
6 poin yang ada diatas adalah alasan "mengapa gempa bumi sering terjadi di Indonesia?"
Seterusnya dilanjutkan perkiraan Gempa bumi ditahun 2020 dan satu tahun mendatang, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) merilis evaluasi gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Indonesia selama Januari 2020. Terdapat 8 kluster gempa kecil yang tampak pada Januari 2020 yakni: Nias, Simeulue Bengkulu, Jawa Barat Bali, Lombok, Sumba Gorontalo Laut Maluku Ambon Banda Mamberamo Papua.

Sempat tersiar kabar yang beredar di masyarakat bahwa ke-8 kluster tersebut akan terjadi gempa besar. Daryono salah satu orang BMKG menegaskan, peta zona aktif tersebut bukan prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu takut atau khawatir. "Hanya kita sebaiknya tetap perlu waspada karena pada bulan Januari cukup aktif, bisa jadi masih berlanjut pada bulan Februari, tetapi bisa juga aktivitasnya berakhir di bulan februari tanpa ada gempa signifikan," ujar dia.

Dan untuk info terbaru bencana gempa bumi yang melanda di Indonesia, akan bisa kalian telusuri lebih lanjut di website atau blog resmi BMKG Indonesia. Untuk sementara yang bisa diinfokan daftar daerah gempa-gempa di Indonesia dari bulan Maret, sebagai berikut :
14-Mar-20 = 10 Km 98 km, BaratLaut DARUBA-MALUT
13-Mar-20 = 24 Km 76 km, TimurLaut TOLIKARA-PAPUA
12-Mar-20 = 15 Km 106 km, BaratDaya PACITAN-JATIM
11-Mar-20 = 114 Km 19 km, Tenggara BLANGPIDIE-ACEHBARATDAYA

Dari sebagian daftar terbaru gempa bumi di Indonesia, BMKG mengatakan bahwa gempa yang terjadi masih gempa kecil. Tidak akan mengakibatkan Tsunami. Tapi walaupun gitu, masyarakat masih dihimbaukan untuk selalu waspada.

“Bencana terjadi itu semua kehendak Tuhan semata, kita sebagai manusia hanya bisa selalu berdoa dan mengharapkan yang terbaik untuk kedepannya. Stay healthy and Stay Safe!” – CEY

Sumber Artikel yang dirangkum menjadi lebih sederhana :

Nama Kelompok :
- Cahaya Eka J.
- Siti Latipatul S.
- Intan Ayu L.
- Putri Sri W.
- Rustamar Andi S.
- Agusti Saputra